Kegiatan pengabdian kali ini dilakukan di MTsn 7 Malang pada Selasa, 14 Juni 2022. Daerah MTsN 7 Malang yang berada di Pandanajeng, Kec. Tumpang. Kawasan ini termasuk wilayah yang berpotensi terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan non alam seperti kebakaran. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut dengan melakukan pendidikan mitigasi kebencanaan dengan melalui penguatan madrasah siaga bencana.
Kegiatan pengabdian kali ini dilakukan di MTsn 7 Malang pada Selasa, 14 Juni 2022. Daerah MTsN 7 Malang yang berada di Pandanajeng, Kec. Tumpang. Kawasan ini termasuk wilayah yang berpotensi terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan non alam seperti kebakaran. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut dengan melakukan pendidikan mitigasi kebencanaan dengan melalui penguatan madrasah siaga bencana.
Kegiatan pengabdian kali ini dilakukan di MTsn 7 Malang pada Selasa, 14 Juni 2022. Daerah MTsN 7 Malang yang berada di Pandanajeng, Kec. Tumpang. Kawasan ini termasuk wilayah yang berpotensi terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan non alam seperti kebakaran. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut dengan melakukan pendidikan mitigasi kebencanaan dengan melalui penguatan madrasah siaga bencana.
Kegiatan pengabdian kali ini dilakukan di MTsn 7 Malang pada Selasa, 14 Juni 2022. Daerah MTsN 7 Malang yang berada di Pandanajeng, Kec. Tumpang. Kawasan ini termasuk wilayah yang berpotensi terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan non alam seperti kebakaran. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut dengan melakukan pendidikan mitigasi kebencanaan dengan melalui penguatan madrasah siaga bencana.
Kegiatan inti pada pengabdian ini dibimbing oleh Dr. Saiful Amin, M.Pd mengenai “Urgensi Pendidikan Kebencanaan”. Beliau menyampakan dua tema besar dalam materinya yaitu bencana kebaran dan bencana gempa bumi yang rawan terjadi di daerah Tumpang.
Peserta yang berjumlah sekitar 450 siswa terdiri dari siswa kelas VI, VII dan VII sangat tertarik dengan pemaparan pemateri yang dimulai dengan pembagian doorprize bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan dengan tepat.
Selanjutnya kegiatan simulasi terjadinya gempa bumi yang dipandu oleh Lusty Firmantika, M.Pd. Siswa masuk ke kelas-kelas masing-masing. Siswa diminta untuk mengikuti instruksi yang diberikan oleh tim pengabdi yaitu jika terdengar sirine maka menunjukkan telah terjadi gempa bumi. Siswa diminta untuk melakukan simulasi dengan bersembunyi di kolong meja, jika memungkinkan siswa dapat keluar dari kelas dengan melindungi kepala menggunakan tas dan keluar lewat jalur evakuasi. Setelah berada diluar gedung siswa diharapkan berkumpul di tempat yang lapang, jauh dari pohon dan tiang listrik. Kemudian dilakukan evakuasi korban oleh tim medis yang diperan kan oleh siswa dengan menolong korban bencana alam.
Simulasi yang kedua dipandu oleh Nur Cholifah, M.Pd mengenai mitigasi bencana kebakaran yang terjadi di dalam gedung. Siswa memasuki kelas dan menunggu instruksi dari tim pengabdian. Ketika terdengar sirene bunyi terjadinya bencana kebakaran maka siswa harus keluar dari ruang kelas secara bergantian melewati jalur evakuasi. Siswa juga diminta untuk menjauhi asap yang telah dibuat menggunakan alat fooging. Siswa kemudian berkumpul di titik kumpul yang telah disediakan oleh panitia di halaman sekolah. Evakuasi korban kemudian dilakukan oleh tim medis untuk melakukan penolongan pertama pada korban kebakaran dan membawanya ke UKS.
Kegiatan pengabdian ditutup dengan pemberian kesimpulan dari kegiatan mitigasi bencana dan diakhiri dengan kegiatan tanya jawab serta pembagian doorprize yang membuat siswa antusias untuk menjawab pertanyaan.